Advertisement

Sekilas Peranan Politik Terhadap Geografi


PERANAN POLITIK TERHADAP GEOGRAFI
Tidak dapat disangkal bahwa peranan politik terhadap geografi sangat besar. Dalam pendahuluan disampaikan bagaimana geografi sebagai ilmu kedudukannya semakin terancam dan terpinggirkan karena keputusan politik. Demikian pula dalam praktek bernegara peranan politik seperti kebijakan atau keputusan politik yang diambil mempengaruhi geografi (dalam arti kondisi geografi suatu wilayah). peranan politik akan dibahas pada 4 topik saja yaitu :
A.        Lingkungan
B.        Kependudukan
C.        Bencana Alam
D.        Pertahanan Keamanan
A.        Lingkungan
            Betapa pentingnya lingkungan dalam kehidupan manusia tidak perlu diperdebatkan. Baik lingkungan alam maupun lingkungan budaya. Lingkungan alam berupa tanah, air, udara dan hayati sungguh menentukan hidup manusia. Ketersediaan lingkungan alam akan membatasi kehidupan manusia. Demikian pula lingkungan budaya berupa kehidupan ekonomi,social dan politik juga berpengaruh pada aktivitas manusia. Akan tetapi aktivitas manusia ternyata juga cukup besar peranannya dalam mengubah lingkungan. Apalagi aktivitas politik manusia yang dengan kesadaran tinggi mengambil keputusan-keputusan politik peranannya pada lingkungan. Contohnya Keputusan politik di awal orde baru tahun 1970 an yang mencanangkan Panca Usaha Tani sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan telah berdampak kerusakan lingkungan, khususnya tanah, yang cukup besar dirasakan akibatnya hingga kini. Kebijakan menggunakan pupuk kimia telah menyebabkan tanah rusak, kandungan mikroorganisme mati, dan susah diolah dan kesuburannya semakin rendah. Ketergantungan tanah terhadap pupuk kimia (buatan) sangat besar. Kebijakan politik pertanian untuk menggunakan pestisida, herbisida dan fungisida dalam memberantas hama telah menyebabkan musnahnya berbagai serangga yang berguna untuk tumbuhan dan matinya mahluk-mahluk mikro organisme penyubur tanah. Zat-zat kimia pemberantas hama turut andil dalam kerusakan lingkungan tanah. Harus ada keputusan politik pemerintah untuk mengembalikan kesuburan tanah dengan kebijakan menggunakan pupuk kandang dan pemberantas hama alamiah. Hal itu tentu tidak mudah, karena pabrikan bahan-bahan kimia penghasil pupuk dan pemberantas hama akan terus berusaha menggunakan segala cara, juga melalui jalur politik, dengan mempengaruhi pengambil keputusan untuk tetap melestarikan penggunaan pupuk kimia. Disinilah pertarungan politik antara mereka yang pro lingkungan dan pro ekonomi bebas beradu kuat, sementara rakyat menunggu dengan cemas. Kaum cendekiawan seharusnya mengambil peran untuk mempengaruhi keputusan politik agar pro lingkungan, bukan demi diri sendiri, tetapi demi anak cucu generasi masa depan. Mereka dapat membuat kajian ilmiah yang meyakinkan bahwa kerusakan lingkungan tanah akan mengancam kelangsungan hidup keturunannya.

 
B.        Kependudukan
            Kebijakan politik orde baru dengan program keluarga berencana telah berhasil menurunkan angka kelahiran yang pada akhirnya menurunkan angka pertambahan penduduk. Angka pertambahan penduduk turun mulai dari 2,34% (1960-1970), 1,95% (1970-1980), 1,60% (1980 -1990) , 1,4% (1990 – 2000). Keputusan politik pemerintah berupa pendirian Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang mempunyai anggaran besar dan tenaga sukarela berupa kader-kader KB sampai di tingkat desa telah berhasil menurunkan angka kalahiran. Semboyan dua anak cukup termuat dalam setiap gang masuk kampong dan tugu-tugu kota, sehingga setiap warga membaca, memahami dan melaksanakannya. Pemerintah memberi fasilitas pembagian kondom gratis, vasektomi dan tubektomi gratis, bahkan protes kaum ulama diabaikan, karena pemerintah merasa kuat dalam melaksanakan keputusan politiknya. Hampir semua departemen melaksanakan program KB, meskipun hanya penyuluhan. Organisasi Dharma Wanita (istri pegawai negeri) dan PKK menjadi ujung tombak program KB. Hasilnya luar biasa, masyarakat sekarang malu kalau punya anak lebih dari dua.
C.        Bencana Alam
            Politik memang tidak dapat secara langsung mempengaruhi bencana alam. Akan tetapi akibat keputusan politik bencana alam dapat terjadi. Seperti banjir : bencana ini terjadi karena air hujan tidak dapat ditahan oleh tumbuhan yang ditebangi secara massal akibat politik emas hijau. Keputusan politik mengizinkan penambangan batu kapur banyak menimbulkan bencana longsor di Jawa Barat. Politik lebih tepat mempunyai peranan dalam mitigasi bencana (mengurangi resiko korban akibat bencana alam). Masih terngiang ketika pemerintah belum mempunyai kebijakan politik dalam menangani bencana alam, tsunami Aceh tahun 2004 telah menelan korban jiwa kurang lebih 200.000 jiwa dan gempa bumi di Bantul menewaskan 6000 jiwa dalam waktu 55 detik. Sejak tahun 2006 pemerintah secara serius mengatasi bencana alam dengan membentuk Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) dan Badan-badan serupa di propinsi dan kabupaten /kota. Keputusan politik inilah yang cukup strategis mengingat Negara Indonesia rentan terhadap bencana alam : gempa bumi, banjir, tsunami, letusan gunung api, longsor dan  angin puting beliung. Kerugian akibat bencana alam luar biasa, baik kerugian harta bencana maupun kerugian jiwa manusia yang tak dapat dihitung secara materi. Sudah tepat kebijakan pemerintah dalam menangani bencana. Diharapkan pemerintah daerah (propinsi dan kabupaten /kota) segera menghasilkan peraturan-peraturan daerah yang mendukung upaya penanggulangan bencana alam. Seperti Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengeluarkan peraturan tentang zona bahaya Gunung Merapi dengan menetapkan jarak 5 km dari puncak Merapi sebagai zona bebas penduduk dan usaha, artinya wilayah yang tidak boleh dihuni ataupun dijadikan tempat usaha. Zona II antara 5 km – 10 km sebagai daerah bahaya II yaitu penduduk tidak boleh menghuni tetapi diperbolehkan berusaha. Zona III antara 10 km – 15 km penduduk boleh menghuni dan berusaha tetapi setiap waktu siap untuk diungsikan bila Merapi menunjukkan tanda-tanda erupsi. Zona IV adalah wilayah lebih dari 15km sebagai daerah bebas bencana Merapi. Disamping itu Badan Meteorologi dan Geofisika membuat tanda-tanda bahaya yang harus dimengerti oleh penduduk sekitar Merapi. Berdasarkan jumlah gempa tremor, kepulan asap yang muncul, suhu udara dan titik api di puncak Merapi BMG mengklasifikasi kondisi bahaya Merapi menjadi Siaga, Awas dan Bahaya Merapi.

D         Ketahanan Keamanan
            Secara sederhana dalam teori politik  ada yang berbasis kekuatan darat, kekuatan laut dan kekuatan udara. Pada saat suatu pemerintah memilih kekuatan darat sebagai basis pertahanan dan keamanan, maka poltik pertahanan dan keamanan akan cenderung memperkuat angkatan darat dan peralatannya jauh melebihi kekuatan angkatan laut dan angkatan udara. Contoh Indonesia, meskipun kenyataannya luas laut melebihi luas daratan, lebih tepat Indonesia itu Negara maritime, tetapi karena pemimpinnya sebagian besar angkatan darat maka pembangunan pertahanan dan keamanannya bertitik tolak pada kekuatan darat. Sebagai akibatnya penerimaan personil angkatan darat jauh lebih besar dari pada angkatan lainnya. Pembelian tank, senjata-senjata serbu, dan berbagai peralatan perang lainnya biayanya lebih banyak. Sampai angkatan darat mendirikan pabrik senjata sendiri yang bernama PINDAD (Perusahaan Industri Angkatan Darat). Berbeda dengan Amerika Serikat yang mengutamakan angkatan Laut dan Angkatan Udara, sehingga teknologi pertahanan keamanan mencapai taraf yang sangat maju. Mereka telah mempunyai Kapal-kapal Induk yang sangat besar, tempat parkirnya ratusan pesawat tempur dan arsenal penembak peluru-peluru kendali jarak jauh. Sehingga dalam Perang di Irak – Kuwait , Amerika Serikat menggempur wilayah Irak dari kapal-kapal induknya tanpa dapat dibalas, karena kapal induknya berjarak ratusan km dari sasaran tembak di daratan. Demikian pula NATO sewaktu menggempur Libya, cukup mengirimkan pesawat terbang tanpa awak yang secara tepat menghantam kota-kota di Libya. Pemimpin Libya Moamer Khadafi yang begitu tangguh akhirnya tumbang oleh serangan-serangan jarak jauh. Hampir tidak ada korban dari pasukan NATO. Seharusnya Indonesia sebagai Negara maritime mulai mempertimbangkan perubahan politik pertahanan dan keamanannya dari kekuatan darat ke kekuatan laut dan udara. Panjang Indonesia yang mencapai 5000 km, begitu luas wilayahnya (70% berupa laut), memerlu kan kekuatan angkatan laut dan agkatan udara yang handal untuk mempertahankan keutuhan wilayah Negara Indonesia. OPM merupakan organisasi papua merdeka yang dibentuk oleh warga Papua karena ketidakpuasan warga terhadap pemerintahan pusat. Mereka ingin memisahkan diri dengan NKRI karena mereka merasa bukan satu rumpun dengan masyarakat Indonesia sebagian besar, banyak terjadi diskriminasi,
Selain karena hal hal tersebut diatas, adanya organisasi- organisasi kedaerahan yang memberontak juga disebabkan karena adanya kepentingan organisasi lain yang sengaja mengambil keuntungan dari adanya konflik tersebut.
Share on : Twitter | Facebook | Google +
Artikel Hangat Lainnya:

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Total Pageviews

Blog Archive

Powered by Blogger.